Analisislah hubungan antara pidato poernomowoelan dan sarmidi dalam kongres sumpah pemuda 2 dengan tujuan nasional indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa
Pertanyaan
1 Jawaban
-
1. Jawaban diahviolin
Jawaban:
Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, berpendapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula mendapat keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah.
Pendidikan ini sangat penting dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pembahasan:
Kongres Pemuda II (1928) Kongres kedua ini diselenggarakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928, dan keputusannya dikenal sebagai Sumpah Pemuda. Ketua Kongres Pemuda II dipimpin oleh Sugondo Joyopuspito (PPPI) dan wakilnya Joko Marsaid (Jong Java).
Pada tanggal 28 Oktober 1928 di akhir Kongres ini, para Peserta Kongres Pemuda II membuat kesepakatan yang disebut dengan Sumpah Pemuda. Dalam Sumpah Pemuda ini para pemuda bertekad untuk mewujudkan satu bangsa, satu tanah air dan menjunjung tinggi bahsa Indonesia sebagai bahasa persatuan.
Selain menghasilkan Sumpah Pemuda, ada beberapa peristiwa penting lain dalam kongres ini.
Poernomowoelan, salah seorang delegasi wanita dalam kongres ini, berpidato dalam bahasa Belanda tentang pendidikan dan lingkungan untuk anak anak. Pidato ini kemudian diterjemahkan dalam Bahasa Melayu (Bahasa Indonesia).
Pidato lain adalah dari Sarmidi Mangoensarkoro, seorang tokoh pendidikan dari Taman Siswa.
Keduanya sependapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Atas pandangannya tentang pendidikan ini, Sarmidi Mangunsarkoro dipercaya sebagai Menteri Pendidikan pada Kabinet Hatta II, periode 4 Agustus 1949 – 6 September 1950.
Kelas: VII
Mata Pelajaran: PPKN
Materi: Sumpah Pemuda
Kata Kunci: Pidato Poernomowoelan dan Sarmidi